Ituadalah untuk menguji keteguhan iman seseorang. Malangnya bagi mereka yang hanya mengikut kehendak hati tidak sanggup menerima penderitaan." - Harieta Wahab. 19. "Keteguhan perubahan kecil dari cinta, yang orang-orang lakukan dengan sangat kaku, terima dalam koin palsu seperti itu, dan pembayaran kembali dengan logam dasar." - Lord George
Inti dari ajaran tasawuf terletak pada keyakinan hati dan keteguhan iman. Kekuatan iman mampu membuat perkara yang mustahil dan tidak bisa dicerna akal manusia menjadi sangat riil di hadapan mata hati. Menurut Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad dalam Risalah al-Mu’awanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mu’minin fi Suluk Thariq al-Akhirah, menghadirkan urusan gaib yang berada di luar indra manusia menjadi nyata dan tampak kasat mata. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, seandainya satir penutup dibuka, niscaya keyakinan akan bertambah. Pada dasarnya, tiap Mukmin punya rasa yakin, tetapi yang membedakan hanya satu, yaitu kadar iman yang dimiliki. Semakin kuat iman yang dipelihara seorang hamba, dia laksana gunung yang berdiri tegak dan kokoh. Dalam salah satu kaidah usul fikih, disebutkan al-Yaqinu La Yuzalu bi al-Syak keyakinan yang kuat tidak akan berubah dengan sebuah keragu-raguan. Keyakinan tersebut tak akan sanggup diempas dengan mudah oleh tiupan keragu-raguan ataupun oleh angin waswas yang di sebarkan oleh setan. Karena, setan tidak akan berhenti bermanuver guna menyesatkan anak Adam. Sebagaimana sabda Nabi SAW, Setan akan menyesatkan manusia dan tidaklah seseorang mengambil jalan lain, kecuali setan juga akan menempuhnya.” Sehingga, apabila dikelompokkan, tingkatan keimanan bisa dibagi ke dalam tiga lapisan. Pertama, tingkatan dasar atau disebut iman. Kategori ini biasanya diisi kalangan awam yang kadar keimanannya masih sering naik turun dan berubah-ubah. Tingkatan kedua, tingkatan iman yang kokoh di hati dan tidak goyah sehingga pada level ini, hampir saja seseorang mampu melihat yang gaib. Tingkat keimanan ini disebut yakin. Level keimanan ketiga yang tertinggi dikenal dengan istilah kasyaf. Tingkatan ini setara dengan level para wali dan nabi yang tidak lagi ada batas antara yang gaib dan alam kasat mata. Selanjutnya, terdapat tiga cara yang bisa ditempuh untuk membangun benteng keimanan yang kuat. Pertama, mendengarkan, membaca, dan merenungkan ayat-ayat serta hadis-hadis yang menegaskan kebesaran dan kekuasaan Allah. Selain itu, juga teks-teks agama yang mengisyaratkan secara jelas perihal kebenaran dakwah yang disampaikan para rasul dengan segala konsekuensi yang didapat, baik dari ketaatan maupun sanksi yang diperoleh akibat pelanggaran apabila mengingkari risalah ilahiah tersebut. Cara ini sesuai firman Allah “Dan, apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab Alquran sedang dia dibacakan kepada mereka.” QS al-Ankabut [29] 51. Kedua, merenungkan keajaiban penciptaan alam semesta, hamparan langit nan luas, bumi tempat berpijak, serta pesona unsur-unsur yang menjadi pelengkap dan kebutuhan kelangsungan hidup. Sebagaimana firman-Nya, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri.” QS Fushilat [41] 53. Sedangkan, cara ketiga, keyakinan yang telah didapat mesti diterapkan baik secara lahir maupun batin dan berupaya sebisa mungkin menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena, dengan keteguhan iman dan keyakinanlah, Allah akan senantiasa membimbing dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia. Allah berfirman, “Dan, orang-orang yang berjihad mencari keridhaan Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” QS al-Ankabut [29] 69. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Tulisanyang berjudul Keteguhan Iman yang Mengagumkan ini adalah seri ke-07 dari serial Materi Kultum Ramadhan yang ditulis oleh ustadz Muhammad Faishal Fadhli. Materi Pembukaan Ceramah. Hidayah bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti yang dialami oleh Jabbar bin Salma.
Jakarta - Dikisahkan pada saat menjelang pertempuran Qadisiyah, dimana jumlah pasukan kaum Muslim sebanyak yang dipimpin Sa'ad Ibn Abi Waqqash berhadapan dengan pasukan Persia yang dipimpin Rustum ahli strategi yang licik dan licin . Pasukan Muslim bersenjatakan panah dan hati yang dipenuhi hasrat agama baru dengan segala keimanan, kerinduan yang hebat untuk mati dalam keadaan syahid. Ini merupakan senjata paling ampuh tiada dua karena ada semangat untuk berjumpa dengan Sang memulai pertempuran, Sa'ad sebagai pemimpin tetap patuh dan selalu berkonsultasi dengan Amirul Mukminin. Pada saat itu Umar memberikan perintah dalam suratnya yang merupakan petunjuk dan cahaya yang amat berharga, " Wahai Sa'ad Ibn Uhaib, janganlah engkau tertipu di hadapan Allah karena dikatakan engkau adalah paman dan sahabat Rasulullah. Sungguh, tak ada hubungan keluarga antara seseorang dengan Allah kecuali dengan menaati-Nya. Semua manusia, baik yang berkedudukan tinggi maupun rendah, pada pandangan Allah tidaklah berbeda. Allah ialah Tuhan mereka, sedang mereka adalah hamba-Nya. Mereka berbeda-beda dalam ampunan, dan berbeda dalam perolehan karunia yang tersedia di sisi Allah sesuai dengan ketaatan masing-masing. Perhatikanlah segala sesuatu yang pernah engkau lihat pada Rasulullah Saw. sejak beliau diutus sampai meninggalkan kita. Peganglah sunah itu erat-erat, karena itulah yang haris diikuti."Surat Amirul Mukminin mengandung hikmah atau pelajaran 1. Tidak berbangga diri sebagai paman maupun sahabat Rasulullah Saw. Arti Ujub yg sederhana adalah berbangga diri, adapun hakikat ujub adalah merasa besar dengan amal kebaikan yang dilakukan. Sifat ujub harus dihindari karena menjadi penghalang limpahan taufiq dan pertolongan Allah Swt. Sebenarnya orang yang berbangga diri adalah orang yang lemah. Kehebatan seseorang semata-mata karena karunia-Nya, bukan dari kerja kerasnya dan kepandaiannya. Berbangga diri dan merasa atas upaya sendiri dari keberhasilannya, ini akan memalingkan dirinya pada Sang Pencipta. Coba kita ingat pesan Rasulullah Saw," Ada tiga hal yg dapat menghancurkan, yaitu orang bakhil yang ditaati, hawa nafsu yg diikuti, dan bangganya seseorang terhadap dirinya." Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim .2. Nasihat menaati untuk menjalankan sunah Rasulullah saat menjelang peperangan, setelah utusan kaum Muslimin mengajak untuk beriman pada Allah Swt ditolak oleh Rustum. Mata Sa'ad basah oleh air mata, dan ia berpikir seandainya peperangan ini bisa diundur atau dimajukan. Saat itu juga sakitnya makin parah, tubuhnya penuh bisul sehingga untuk duduk saja sulit. Berandai-andai bukanlah ada dalam ajaran Islam, seperti pengandaian Sa'ad peperangan terjadi sebelum ia sakit atau diundur sampai sakitnya sembuh. Kemudian ia teringat akan ajaran Rasul-Nya untuk tidak berkata, " andai kata " karena itu menunjukkan kelemahan. Bagi seorang mukmin yang teguh imannya tidak akan kehilangan cara dan tidak akan merasa kalah itulah ia berdiri ditengah-tengah pasukannya dan memberi semangat dalam pidato yang dibuka dengan ayat pada surah al-Anbiya' ayat 105 yang berbunyi, " Dan sungguh telah Kami cantumkan dalam Zabur, setela tertulis dalam Al-Dzikr Lauh Mahfuzh , bahwa bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. "Bangkitnya semangat ini karena teguh keimanannya, sehingga julukan singa yang menyembunyikan cakarnya sangat tepat. Di saat-saat genting dia telah menemukan cara mengatasi menampakkan cakarnya .Dilanjutkam dengan shalat dhuhur bersama tentaranya. Setelah itu ia takbir empat kali, sehingga semesta pun penuh dengan gemuruh takbir. Kemudian ia berteriak keras, " Mari kita menuju berkah Allah !"Kemudian Sa'ad naik ke anjungan perkemahannya dan tertelungkup diatas bantal sambil memberikan komando. Bisul sekujur tubuhnya pecah dan ia tidak pedulikan karena fokus menuju berkah Allah saat menuju Madain terbentang Sungai Tigris yang airnya meluap dan banjir. Disinilah terlihat Sa'ad berusaha mendaki semua hal yang mustahil dengan keuletan yang luar biasa kembali ia menampakkan cakarnya . Singkat cerita Sa'ad berhasil melumpuhkan pasukan Persia meski mereka bersenjata dan berkemampuan mumpuni. Salman Al-Farisi teman seperjuangannya dalam pertempuran itu, hampir tidak percaya dan takjub berkata, " Agama Islam masih baru tetapi lautan mereka taklukkan, sebagaimana mereka menaklukkan daratan. Demi Allah yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya, mereka pasti akan keluar berbondong-bondong dari Madain dengan selamat, sebagaimana mereka memasukinya !" Apa yang dikatakannya terbukti kejadian kemenangan itu semata-mata adalah pemberian-Nya, mereka pasukan muslim merasakan ketenangan dan keamanan serta percaya akan ketentuan-Nya, pertolongan-Nya, janji dan bantuan-Nya. Keteguhan iman ini tidak hanya dimiliki pemimpinnya, namun diikuti oleh tentaranya. Ingatlah bahwa manusia yang ingin dekat pada-Nya akan selalu berharap syahid jika perang dan jika menjalankan perbuatannya selalu karena-Nya. Pemimpin dengan keteguhan iman tentu akan berlaku adil dan buah kemakmuran akan dipetiknya. Semoga Allah Swt. akan mengutus pemimpin di negeri ini yang bisa mengayomi semua kalangan seperti saat Negara Kota Madinah RofiqKetua DPP PPP periode 2020-2025Ketua Dewan Pembina HIPSI Himpunan Pengusaha Santri IndonesiaArtikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. Terimakasih - RedaksiSimak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] erd/erd
Imanberarti percaya dengan segenap akal budi, kehendak, dan perasaan, percaya dengan segenap hati bahwa Yesus mati bagi orang-orang berdosa, lalu bersandar pada pengorbanan Yesus itu untuk berdamai dengan Allah. Iman inilah awal mula dari hidup yang sama sekali baru. Ketika seseorang memiliki iman yang sejati, iman itu bertumbuh.
loading...Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan. Foto ilustrasi/ist Sikap tidak punya pendirian atau tidak konsisten termasuk sifat tidak baik dalam pandangan Islam. Tidak konsekuen tidak hanya merepotkan orang lain, tapi hal itu juga memberi kejiwaan yang buruk dalam diri seseorang. Seorang yang tidak punya pendirian berarti pikiran dan hatinya tidak lurus. Kondisi itu akan memberi kecenderungan mudah ingkar janji dan tidak istiqamah . Sedangkan orang yang lurus dinilai punya sikap yang konsekuen dan al-Qurtubi berkata, “Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan.” Lebih lanjut beliau mengatakan, “Hati yang istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan dari adzab akhirat. Hati yang istiqamah akan membuat seseorang dekat dengan kebaikan, rezekinya akan dilapangkan dan akan jauh dari hawa nafsu dan syahwat. Dengan hati yang istiqamah, maka malaikat akan turun untuk memberikan keteguhan dan keamanan serta ketenangan dari ketakutan terhadap azab kubur . Hati yang istiqamah akan membuat amal diterima dan menghapus dosa."Begitulah, kalimat yang ditebalkan menunjukkan bahwa, betapa sikap konsisten dan konsekuen dengan ucapan lisan, serta sikap membawa kita kepada kebaikan dunia akhirat. Disenangi oleh orang lain. Disayang Allah dan didoakan oleh malaikat. Mengapa? Karena tak ada sedikitpun kita merusak atau tidak menghargai orang lain walaupun dalam perihal sepele. Sebaliknya, orang yang tidak konsekuen akan mendapat memberi dampak buruk di dunia dan di akhirat. Baca juga Ini Petunjuk Rasulullah Memilih Teman agar Selamat Dunia Akhirat عن أَبي زيد أسامة بن زيد بن حارثة رضي الله عنهما، قَالَ سمعت رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يقول يُؤْتَى بالرَّجُلِ يَوْمَ القيَامَةِ فَيُلْقَى في النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أقْتَابُ بَطْنِهِ فَيدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الحِمَارُ في الرَّحَى، فَيَجْتَمِعُ إِلَيْه أهْلُ النَّارِ، فَيَقُولُونَ يَا فُلانُ، مَا لَكَ؟ أَلَمْ تَكُ تَأمُرُ بالمعْرُوفِ وَتنهَى عَنِ المُنْكَرِ؟ فَيقُولُ بَلَى، كُنْتُ آمُرُ بِالمَعْرُوفِ وَلا آتِيهِ، وأنْهَى عَنِ المُنْكَرِ وَآتِيهِ. مُتَّفَقٌ Abu Zaid iaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah radhi-allahu 'anhuma, katanya "Saya mendengar Rasulullah bersabda"Akan didatangkan seseorang lelaki pada hari kiamat, kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka, lalu keluarlah isi perutnya - usus-ususnya, terus berputarlah orang tadi pada isi perutnya sebagaimana seekor keledai mengelilingi gilingan. Para ahli neraka berkumpul di sekelilingnya lalu bertanya "Mengapa engkau ini hai Fulan? Bukankah engkau dahulu suka memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?" Orang tersebut menjawab "Benar, saya dahulu memerintahkan kepada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang dari kemungkaran, tetapi saya sendiri mengerjakannya." Muttafaq 'alaih Baca juga Ummu Syuraik, Pendakwah dan Perempuan Pebisnis yang Hebat Pelajaran yang terdapat di dalam hadis 1. Seseorang itu tidak cukup hanya dengan belajar dan mengajar, bahkan dia harus mengamalkan ilmunya. Maka ilmu tanpa amal hanyalah menjadi hujjah yang menimpa pemiliknya. Sehingga ilmu itu bukan ilmu yang nafi’ kecuali bila disertai pengamalan. Orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya, dia adalah orang yang dimurkai. Karena dia mengetahui kebenaran namun 2. Orang yang tidak mengamalkan ilmunya, maka ia akan dijauhi oleh manusia, karena tabiat manusia adalah mengambil teladan dari mereka yang selaras antara ilmu dan Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah- berkata “Jiwa-jiwa itu diciptakan dengan memiliki fitrah tabiat dasar enggan mau mengambil manfaat dari ucapan orang yang tidak mengamalkan ilmunya dan terlebih dia sendiri tidak mendapatkan manfaat dari ilmunya tersebut”. Madarijus Salikin.4. Orang yang enggan mengamalkan ilmunya juga diibaratkan oleh Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam seperti lilin, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabdaمَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَهُArtinya “Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia namun ia melupakan dirinya sendiri, laksana sebuah lilin yang menerangi orang sambil membakar dirinya”. Shahiih Al-Jaami'.5- Di antara ancaman bagi mereka yang enggan mengamalkan ilmunya adalah, seperti seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, sehingga isi perutnya terurai, lalu ia berputar-putar seperti keledai berputar-putar mengitari alat giling tepung.Beberapa hadis yang berkaitan dengan Al Qur'an, antara lain adalah 1- Mengamalkan Apa yang Didakwahkan. Hendaknya seorang da’i mengamalkan apa yang ia dakwahkan dan menjadi teladan didalamnya. Jangan sampai ia sibuk mendakwahi manusia sedang ia lalai terhadap dirinya sendiri. Allah berfirman أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَMengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sedang kamu melupakan diri kewajiban mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidaklah kamu berpikir?2- Orang yang tidak mengamalkan ilmunya, ia seperti apa yang Allah firmankanيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ، كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
Ini Alasan Pentingnya Bersyukur atas Segala Nikmat dari Allah. ALLAH subhanahu wa ta'ala selalu adil dalam memberikan segala nikmat kepada setiap hamba-Nya. Maka kita diwajibkan bersyukur tanpa membandingan dengan kenikmatan yang dimiliki oleh orang lain. Allah selalu memberikan kasih dan sayang terhadap siapapun sesuai yang Allah inginkan
Iman secara etimologi didefinisikan sebagai keyakinan atau kepercayaan. Dalam ajaran Islam, iman berarti percaya adanya alam semesta dan segala hal di dalamnya diciptakan Allah buku Islamologi Arti Iman oleh Maulana Muhammad Ali, terdapat enam rukun iman yang harus diyakini umat Muslim, antara lainIman kepada para MalaikatIman kepada kitab-kitab Allah SWTIman kepada Qada dan QadarHubungan antara iman dan ketakwaan sangat erat. Jika seseorang beriman, kepercayaan tersebut juga harus disertai dengan melaksanakan perintah-perintah mengenai iman dibahas secara detail dalam Hadits Rasulullah SAW. Berikut beberapa hadits tentang iman untuk menjadi pegangan dan pedoman bagia umat Hadits Tentang ImanBerikut deretan hadits yang membahas tentang iman dikutip dari buku 1100 Hadits Terpilih oleh Muhammad Faiz dan Amal Tidak Bisa Dipisahkan“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima perbuatan tanpa iman.” HR. AtthabraniManusia Harus Beriman agar Diselamatkan“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan, Laa ilaaha illallah’. Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah’, diri dan hartanya terpelihara dariku, kecuali dengan haknya, sementara yang menghisab adalah Allah.” HR. Al Bukhari dan MuslimOrang yang Beriman Akan Masuk Surga“Barangsiapa yang meninggal dan ia dalam keadaan memahami bahwasanya tiada tuhan selain Allah, dia pasti masuk surga.” HR. MuslimUmat Muslim Harus Memenuhi Rukun Iman“Iman itu adalah hendaknya kalian beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.” HR. Al Bukhari dan MuslimBersyukur dan Sabar adalah Bagian dari Iman“Iman terbagi dua, separo dalam sabar dan separo dalam syukur.” HR. Al BaihaqiIman Tidak Akan Bermanfaat Jika Tidak Ada Usaha Kebaikan“Pada saat itu tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” HR. Bukhari dan MuslimTiga Perkara Manisnya Iman“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu 1 barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, 2 apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. 3 Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” HR. Ibnu MajahJika Hati Lurus Maka Iman akan Lurus Juga“Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya.” HR. Ahmad
Istilah-istilah Tasawuf. 1. Al-Maqamat. a. Pengertian. Definisi Al maqamat secara etimologis adalah bentuk jamak dari kata maqam, yang berarti kedudukan spiritual (English : Station). Maqam arti dasarnya adalah tempat berdiri, dalam terminologi sufistik berarti tempat atau martabat seseorang hamba di hadapan Allah pada saat dia berdiri
Sebagai umat muslim, kita harus beriman dengan percaya kepada Allah, percaya pada kekuasaannya, mengikuti segala perintah dan larangan Nya, serta membuktikan kepercayaan tersebut dengan melakukan amalan kebaikan,sebab iman menjadi dasar atau awal dari dijalankannya amal amal kebaikan yang lainnya, berikut 17 keutamaan iman dalam islam : 1.
8JC6uH. 0c0ybj7qao.pages.dev/5800c0ybj7qao.pages.dev/4260c0ybj7qao.pages.dev/4460c0ybj7qao.pages.dev/4180c0ybj7qao.pages.dev/1890c0ybj7qao.pages.dev/3030c0ybj7qao.pages.dev/5370c0ybj7qao.pages.dev/290
keteguhan iman sangat berarti dalam seseorang